HIMMATISI USM - Cerita Pendek (Cerpen) dari Anggota Himmatisi
Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta
Genre : Petualangan, Aksi
Rilis : Kamis,16 Februari 2017
Perjalanan yang begitu panjang, dengan sesuatu yang belum bisa dicapai oleh Adimas. Nafas mulai terasa sesak didada, tibalah Adimas di kota Surabaya, menghirup udara yang sejuk di kota Surabaya yang indah ini.
“Akhirnya sampai juga di Surabaya.” Kata Adimas
“Mulai dari mana dulu ya???” (sambil kebingungan)
Berjalan mengelilingi kota Surabaya, mengamati berbagai perilaku dan watak warga Surabaya. Sinar matahari yang begitu panas menghampiri Adimas, dengan tubuh yang mulai lelah, ia ingin mencari penginapan, namun tidak ada yang cocok. Saat di perjalanan, ada seekor anak Kucing yang berada di tengah jalan, di depannya tampak mobil angkot yang melaju kencang yang ingin menabrak anak Kucing itu, Adimas langsung lari dengan cepat untuk menyelamatkan anak Kucing tersebut, nampak tergesa – gesa dengan kaki yang lincah ia segera menjulurkan tangannya ke arah anak Kucing itu dan mengambil dengan seketika “husssss.......” akhirnya tertangkap juga, namun tanpa disadari tiba – tiba kakinya Adimas keseleo seketika ia pun terjatuh, si Sopir angkot itu segera mengerem dan menghentikan mobilnya dengan cepat dan tepat. Si Sopir angkot segera keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Adimas.
Berjalan mengelilingi kota Surabaya, mengamati berbagai perilaku dan watak warga Surabaya. Sinar matahari yang begitu panas menghampiri Adimas, dengan tubuh yang mulai lelah, ia ingin mencari penginapan, namun tidak ada yang cocok. Saat di perjalanan, ada seekor anak Kucing yang berada di tengah jalan, di depannya tampak mobil angkot yang melaju kencang yang ingin menabrak anak Kucing itu, Adimas langsung lari dengan cepat untuk menyelamatkan anak Kucing tersebut, nampak tergesa – gesa dengan kaki yang lincah ia segera menjulurkan tangannya ke arah anak Kucing itu dan mengambil dengan seketika “husssss.......” akhirnya tertangkap juga, namun tanpa disadari tiba – tiba kakinya Adimas keseleo seketika ia pun terjatuh, si Sopir angkot itu segera mengerem dan menghentikan mobilnya dengan cepat dan tepat. Si Sopir angkot segera keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Adimas.
Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta (Ilustrasi 1) |
“Iya tidak apa apa mas, cuman kaki saya keseleo” Kata Adimas
“Maaf ya mas, saya tidak tahu tadi ada anak Kucing di tengah jalan” Kata si Sopir
“Mas ke rumah saya dulu, nanti saya obati kesleonya, soalnya saya mau pulang,
sudah ditunggu sama adik saya.” Kata si Sopir
“Tidak usah mas... saya tidak apa – apa, palingan nanti sembuh dengan sendirinya”
Kata Adimas
“jangan gitu mas.. ini juga salah saya, yang kurang fokus memperhatikan jalan.”
Kata si Sopir
“Kalau memang begitu, ya apa boleh buat.” Kata Adimas (sambil menghempaskan
Nafas)
“Siapa namamu?” Tanya Adimas
“Saya Ridwan...” Jawab Ridwan
“Saya Adimas, salam kenal yaa..” Kata Adimas (sambil bersalaman dengan Ridwan)
Ridwan membawa Adimas ke angkotmya dan ia akan segera pergi kerumah Ridwan untuk mengobati luka Adimas. Dalam perjalanan mereka mengobrol dengan sangat akrab. Sampailah Adimas ke rumah Ridwan dan didepan rumahnya nampak adiknya Ridwan yang sedang menunggu kedatangan Ridwan.
“Ini mas. Adik saya namanya Kamelia” Kata Ridwan
“Wahh.. cantik dan imut yaa...” Kata Adimas (sambil bercandaan)
“Mas Ridwan orang ini siapa ya??” Tanya Kamelia (kebingungan)
“ini mas Adimas, tadi mas Ridwan tidak sengaja menabraknya waktu mau pulang
Kerumah.” Jawab Ridwan
“oohh... maafkan kakak saya ya mas Adimas..” Kata Kamelia
“Tidak apa – apa, kita sebagai manusia harus saling memaafkan.” Kata Adimas
(sedikit memberi nasehat)
“Yaa mass, ayo mas Adimas silahkan masuk kerumah ” Kata Kamelia
Mereka pun masuk kerumah, dengan melihat keadaan Ridwan dan Kamelia, membuat Adimas ingin menangis dan mengingat masalalunya yang kelam, saat kedua orangtuanya sudah meninggal di waktu masih anak-anak tanpa melihat wajah dan bentuknya, kasih sayangnya yang belum Adimas rasakan hingga sekarang, tapi melihat Ridwan dan Kamelia membuat Adimas bisa sedikit merasakan kasih sayang tersebut. Ridwan mengobati kaki Adimas yang kesleo, nampak wajah Adimas yang sedikit merasakan kesakitan. Si Ridwan ternyata jago juga dalam mengurut kaki yang kesleo, membuat Adimas terasa lebih baik dan secangkit teh hangat yang dibuat oleh Kamelia khusus buat Adimas.
“Terima kasih, yaa Kamelia” Kata Adimas (sambil tersenyum)
“Sama – sama mas Adimas” Jawab Kamelia
Umur Ridwan dan Adimas sama, Adimas yang dulunya hidup seperti Ridwan, ia merasakan hal yang sama juga ketika masih miskin dan tidak punya apa – apa.
“Ridwan, kamu sama Kamelia hidup berdua?” Tanya Adimas
“Iya mas.. orangtua kami sudah meninggal, waktu saya umur sepuluh tahun,
Akibat kecelakaan.” Jawab Ridwan (terlihat sedih)
“Maaf Wan, saya menanyakan hal seperti ini” Kata Adimas
“Tidak apa – apa mas, saya juga merasa bersyukur, karena saya masih memliki
Keluarga yaitu Kamelia adik saya.” kata Ridwan
Adimas berfikir “ada manusia yang merasa hidup sederhana menyenangkan, tapi mungkin ada orang yang merasa hidup sederhana tapi tidak menyenangkan, kenyaatan hidup didunia ini bagi sebagian orang berbeda, hasrat seseorang yang ingin menjadi berkuasa dengan melakukan hal yang dilarang sang maha pencipta”
“Kamu bekerja sebagai Sopir angkot ya wan?” tanya Adimas
“Iya mas, itu untuk memenuhi kebutuhan saya dan Kamelia yang masih sekolah”
jawab Ridwan
“Ohh... saya juga lagi cari penginapan didaerah ini, tapi tidak ada yang cocok” kata Adimas
“Mas Adimas, tinggal sementara saja di rumahku dulu. Sampai lukanya sembuh.”
kata Ridwan
“Tidak usah wan, malah nanti nambah ngrepotin” kata Adimas
“Tidak apa – apa mas, malah saya senang. Nanti dirumah ini tambah rame”
Kata Ridwan
“Okelah wan sementara saja ya, cuman beberapa hari saja, soalnya saya ini hanyalah
Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh.” Kata Adimas
“ Oke sip mas Adimas” Kata Ridwan (merasa senang)
Mereka berdua terlihat senang, Adimas kemudian menulis perjalanannya dan pengalamannya di “Travel Book”, dengan melihat wajah mereka membuat Adimas merasa senang dan Adimas ikut berkumpul juga. Malam harinya, mereka pun tidur dengan pulas dan keesokan harinya.
“Wan, mau siap – siap ngangkot ya?” Tanya Adimas
“Iya nih mas, saya juga mau nganter Kamelia ke sekolah” Jawab Ridwan
“Ayo Kamelia kita pergi” Kata Ridwan
“Iya mas, mas Adimas Kamelia pergi sekolah dulu ya” Kata Kamelia
“Hati – hati ya dijalan dan Kamelia kamu sekolahnya yang rajin biar jadi orang
sukses” Kata Adimas
“Siap mas, Kamelia pamit dulu ya, Assalamualaikum” Kata Kamelia
“Walaikumussalam” Jawab Adimas
Mereka berdua sudah pergi, Adimas sekarang sendirian dirumah, ia mulai lagi mencatat pengamatanya dibuku catatanya. Siang yang begitu agak panas, akhirnya Ridwan pulang juga dengan Kamelia, Adimas menyambutnya dengan ramah. Si Kamelia langsung masuk kedalam rumah, Adimas dan Ridwan mengobrol didepan rumah. Saat mereka sedang asyik mengobrol, tampak mobil mewah menghampiri rumah Ridwan, orang yang didalam mobil langsung keluar dengan pakaian dan perhiasan yang sangat bagus dan mahal, dengan tatapan yang begitu sombong dan memerkan kekayaannya, ia menghampiri Ridwan, Adimas menjadi kebingungan.
“Wan, ini siapa yaa...?? kok datang kesini” Tanya Adimas
“Ini dulu teman ngangkot ku namanya Malik, tapi sekarang ia menjadi orang yang
kaya” Kata Ridwan (membisikan ke arah Adimas)
“Hmmm... wan nampaknya kamu masih miskin ya..” Kata Malik (menghina Ridwan)
“Ya seperti inilah hidupku” Kata Ridwan
Malik ini dulunya adalah rekan angkotku, kemudian ia berhenti menjadi Sopir angkot dan bekerja disebuah pabrik didesa ini, tapi tidak ada yang tahu itu pabrik apa.
“Kamu sudah miskin.... malah membawa orang baru dirumahmu” Kata Malik
(kembal mengejeknya)
Ridwan dan Adimas, cuman diam saja melihat sikap Malik dan menerima segala perkataan yang diucapkan Malik, Malik menjadi bosan ia pun pergi.
“Kenapa Malik sangat benci padamu wan?” Tanya Adimas
Ridwan bercerita “Dulu kami adalah teman yang akrab, tapi saat Malik ditawari kerja oleh seseorang yang asing disebuah pabrik, si Malik mendadak menjadi orang kaya, awalnya dia mau mengajakku bekerja disana, tapi aku menolak karena si Malik tidak memberitahukan aku itu pekerjaan apa dipabrik tersebut, si Malik menjadi marah dan mungkin menjadi benci kepadaku, saat menjadi kaya ia lupa diri. Si Malik selalu mengejek saya, memamerkan hartanya kepada orang – orang, tapi aku merasa bersyukur hidup dengan sederhana walaupun ,kadang – kadang kebutuhanku dan Kamelia belum cukup, tapi kami merasa senang, kami masih punya allah yang selalu memberikan bantuan dan ketenangan yang tiada terkiranya.” Adimas yang merasa ia juga orang kaya, namun si Ridwan selalu mensyukuri hidupnya.
“Apa kamu tidak penasaran dengan pekerjaan si Malik itu?” Tanya Adimas
“Iya mas, saya juga penasaran, ia bekerja dipabrik yang tidak jauh dari desa ini,
Namun para warga juga tidak tahu itu pbrik apa!” Jawab Ridwan
“Kita harus menyelidikinya wan, mungkin itu pabrik yang mencurigakan!”
Kata Adimas
“Yaaa. Besok kita selidiki mas pabrik itu!” Kata Ridwan
Malam yang sunyi dan gelap gulita, si Malik masuk kepabrik itu, ia disuruh bos besarnya dan keluar dengan membawa tas hitam. Ia pergi menggunakan motornya, tampak ia sedang mengantar barang ke seseorang, digang kecil ada orang yang telah menunggunya. Malik memberikan tas itu ke orang tersebut, orang tersebut memberikan uang kepada Malik. Seperti transaksi gelap, mereka semuanya langsung pergi.
Keesokan harinya, Adimas dan Ridwan mulai siap – siap kepabrik itu, hari ini Ridwan libur ngangkot, Kamelia juga lagi libur sekolah. Kamelia sudah diberi tahu oleh Ridwan, bahwa kami akan menuju kepabrik yang dekat desa ini, Kamelia diminta Ridwan agar menunggu dirumah untuk berjaga – jaga. Adimas dan Ridwan segera kesana, setelah sampai dipabrik, Ridwan melihat Malik masuk kepabrik tersebut. Adimas dan Ridwan segera mengikutinya.
Adimas dan Ridwan mulai mengintai Malik, si Malik masuk keruangan bosnya. Pekerja pabrik yang sedang membuat sesuatu semacam obat seperti pil yang dibungkus dan mereka juga melihat daun ganja yang sedang diolah dipabrik tersebut. Nampaknya ini adalah pabrik narkoba, si Malik keluar dari ruamgan bosnya dan ia membawa sebuah bubuk narkoba yang kemudian ia olah ke pabrik ini, tak lama kemudia seorang pekerja melihat Adimas dan Ridwan yang sedang membuntuti kegiatan dipabrik ini.
“Hey.. kamu siapa!!!” Ucap pekerja pabrik
“Waduh... kita ketahuan mas!” Kata Ridwan
Adimas dan Ridwan mereka pun langsung kabur, para pekerja yang mengejarnya membuat Adimas dan Ridwan tidak bisa lolos lagi, akhirnya mereka tertangkap dan disekap, lalu dihajar habis – habisan.
“Wah.. wah.. kalian ternyata hebat juga ya...” Kata Malik
“Malik!!!.... kenapa kamu menjual narkoba, itu pekerjaan haram!!!” Kata Ridwan
“Memangnya kenapa!!, saya bosen hidup susah terus!!.. saya ingin jadi kaya,
Punya banyak harta dan supaya tidak direndahkan lagi!!” Kata Malik
“Kalian sudah tahu pekerjaan saya, mungkin saya harus menghabisi kalian hahahaha
....” Kata Malik (dengan tawa jahatnya)
Bos mereka datang dan menghampiri Ridwan dan Adimas, ia memerintahkan Malik untuk segera menghabisi mereka.
“Bawa mereka, dan bunuh mereka sekarang!!!” Kata bos besar
“Baik bos, siap laksanakan” Kata Malik
“Malik!!!... kamu sudah gila dengan harta. Jangan dibutakan oleh harta yang haram!”
Kata Ridwan
“Mungkin kau menganggap harta itu penting!!, tapi sebenarnya itu pasti akan
musnah” Kata Adimas
Si Malik tidak menghiraukannya, waktu semakin sore, Kamelia nampak lama mengunggu kedatangan Adimas dan Ridwan, kemudian Kamelia pergi ke pabrik itu untuk menemui Adimas dan Ridwan, setelah sampai dipabrik tersebut. Kamelia melihat kakaknya dan Adimas sedang dibawa dengan tangan terikat dan mulut disumpal, Kamelia terlihat khawatir, ia menuju kesana dan mengintipnya. Kamelia mendengar dari salah satu pekerja pabrik itu, bahwa kakaknya dan Adimas akan segera dibunuh, ia menjadi kaget dan lari untuk mencari bala bantuan. Kamelia meminta tolong kepada warga, karena kakaknya sedang disekap dipabrik itu, semua warga segera mendatangi pabrik tersebut.
“Saatnya untuk mati wan... hahahaha, harusnya kamu ikut bersama saya... waktu itu
mungkin tidak akan seperti ini ” Kata Malik
“Saya lebih baik mati... daripada bekerja seperti itu!!!” Kata Ridwan
Ikatan Adimas mulai kendor, ia menunggu kesempatan untuk kabur bersama Ridwan. Saat si Malik menjulurkan pistolnya ke arah Ridwan, Adimas langsung bangun dan menendang pistolnya hingga Malik terjatuh, Adimas melepaskan ikatannya Ridwan an mereka segera kabur, namun para pekerja mengepungnya. Mereka segera mencari celah untuk kabur dari sini, tapi saat kabur. Bos besar menghadangnya, mereka dihadang dari arah berlawanan, membuat mereka tidak bisa kabur lagi. Mereka memilih jalan pintas yaitu dengan berkelahi, Adimas mulai berkelahi dengan para pekerja dan si Ridwan juga membantunya. Tampak si bos besar membawa pistol, kemudian terdengar suara dobrakan pintu dari luar pabrik, para warga mendobrak pintu itu secara bersamaan. Lalu para pekerja yang khawatir langsung berlarian kemana –mana, si bos besar nampak ketakutan, dia menjulurka pistolnya ke arah para warga, namun dengan sigap dari arah belakang, Adimas mengambil pistol itu dan menghajar si bos besar tersebut, para warga mulai menangkap para pekerja pabrik itu, mereka segera dilaporkan ke polisi, Malik yang terbujur kaku akhirnya ditangkap juga oleh warga.
“Jadi ini adalah pabrik narkoba..” Kata warga
“Tadi Kamelia.. memberitahu kami bahwa kalian tadi disekap di pabrik ini ”
Kata warga
“Terima kasih yaa Kamelia dan para warga” Kata Ridwan
Polisi kemudian membawa mereka ke penjara, si Malik sangat menyesalinya, ia telah dibutakan kekayaan yang haram dan tidak bisa berbuat apa – apa lagi, hartanya disita dan disegel sehingga membuatnya menjadi miskin kembali.
Pagi harinya.. pabrik itu sudah disegel, akan dihancurkan dan mrnjadi tanah kosong yang nantinya akan digunakan untuk sarana ibadah seperti membangun masjid. Adimas yang merasakan bahwa hidup itu tidak perlu banyak harta, asalkan sederhana tapi bahagia, melihat mereka berdua Adimas ingin memberikan hadiah kepada mereka. Adimas menghampiri Ridwan dan Kamelia..
“Wan,, ini ada uang untuk kalian, anggap saja ini tanda terimakasih untuk kalian”
Kata Adimas
“Ini maksudnya apa yang mas??” Kata Ridwan (sambil kebingungan)
“Sebenarnya saya melakukan perjalanan ini untuk melihat perilaku dan watak manusia didunia ini” Kata Adimas
“Terima kasih mas... atas pemberiannya,.. saya tidak akan lupa kebaikan mas Adimas”
Kata Ridwan
“Ya sama – sama, Kamelia juga harus rajin sekolah yaa.. supaya bisa menggapai
Cita – cita yang tinggi” Kata Adimas
“Iya mas Adimas, Kamelia juga berterima kasih atas pemeberiannya” Kata Kamelia
Iya sama – sama
Adimas kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, ia akan terus melakukan perjalanannya kemudian menulis segala perilaku dan watak manusia didunia ini, melanjutkan perjalanan nya, dan ia mencatatnya di “Travel book”.
![]() |
Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta (Ilustrasi 2) |
Kesimpulan dan hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah sebagai manusia kita harus saling mengingatkan agar tidak tergoda dengan harta dunia yang berlebihan. Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal. Tapi, sesusah apapun itu, kita tetap wajib mencari yang halal dan meninggalkan yang haram. Setidaknya kita selalu mensyukuri apa yang sudah di beri oleh yang maha kuasa.
Anan Muchtar Aditya - [Himmatisi17]