Kamis, 14 Desember 2017

Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)

HIMMATISI USM - Cerita Pendek (Cerpen) dari Anggota Himmatisi.

Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Genre : Horor, Misteri
Rilis : 17 Januari 2017

Saat malam hari ada seorang gadis yang baru pulang dari belajar kelompok, dia melewati persawahan di desa pacul. Si gadis itu melihat sesosok orang yang memakai baju badut dan serba putih, kemudian badut itu mendekati gadis tersebut dan tampak gadis itu sangat ketakutan, lalu badut itu membawa pacul dan membunuh gadis itu dengan kejam. Keesokan harinya, ada seorang petani yang melihat, ada orang yang tergeletak disawahnya. Petani tersebut mendekatinya, ternyata ada mayat gadis yang sudah meninggal. Si petani itu segera memanggil warga desa dan disamping mayat gadis tersebut, ditanganya memegang foto badut tersebut. Banyak rumor beredar, saat sore menjelang malam hari banyak petani yang melihat sesosok badut yang berpakaian serba putih, lalu dalam sekejap menghilang. Seperti hantu yang sedang meneror desa pacul lagi.

Dipagi yang cerah, dengan muka yang masih ngantuk. Aninditya yang baru bangun dari tidurnya, disambut oleh kakaknya yaitu adit. Aninditya baru saja pindah rumah dari semarang ke tegal, aninditya ikut ibunya kesemarang untuk pekerjaan ibunya disana sedangkan adit ikut ayahnya ditegal. Aninditya baru berumur 13 tahun, dia baru lulus dari SD disemarang dan akan bersekolah ditegal, tepatnya didesa pacul. Adit yang sudah lulus SMA sedang menikmati hari liburnya.
Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)
Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)
Aninditya yang sedang menikmati libur panjang juga dengan ekspresi bahagianya, karena bisa berkumpul dengan keluarganya. Adit juga mau kuliah disemarang, ketika aninditya sedang menonton televisi dimalam hari yaitu film horor, dia merasa tidak ketakutan sama sekali dengan film horor tersebut. Malah aninditya menganggap bahwa hantu itu tidak ada dan cuman rekayasa belaka, kemudian adit datang dan mematikan televisinya, aninditya langsung merasa kesal dengan sikap kakaknya. Adit lalu menceritakan pengalamannya kepada aninditya tentang kisah nyata hantu pacul yang terjadi di desa pacul ini waktu dulu,  aninditya pun mendengarkannya. Adit bercerita “bahwa ia pernah bertemu dengan hantu pacul didesa ini, tepatnya dipabrik beras yang sudah dihancurkan dan sekarang dijadikan perumahan. Adit mengisahkan pengalamannya dan meningatkan bahwa hantu itu memang ada dan berkeliaran didesa ini bahkan didunia ini sekalipun.”

Adit mengatakan kepada aninditya bahwa ada rumor, didesa pacul ini yang terbaru. Adit menceritakan bahwa dipersawahan yang cukup jauh dari rumah kita. Muncul hantu baru yaitu hantu badut yang membawa pacul, menurut para warga si hantu badut ini sering menampakan di area persawahan dan dikabarkan telah membunuh beberapa gadis didesa pacul ini. Sosok hantu yang membawa pacul dan menghilang tiba – tiba. Adit mengingatkan aninditya, untuk selalu waspada saat berada didesa pacul ini, terutama dipersawahan.Sosok hantu badut tersebut pernah juga muncul disekolah dekat persawahan dan jalan dipersawahan. Aninditya yang sudah mulai ngantuk mendengar cerita kakaknya akhirnya dia pun tertidur, adit yang merasa khawatir dengan adiknya, karena si hantu badut itu banyak mengincar para gadis yang seumuran dengan aninditya.

Keesokan harinya, aninditya bermain – main diluar rumah. Dia ingin mencari teman didesa ini, ananditya lalu berjalan – jalan sambil melihat  rumah – rumah dan perkebunan. Ketika sudah berjalan cukup jauh, nampak ada 2 orang gadis yang sedang bermain dipersawahan. Kedua gadis itu bernama lia dan riski, aninditya mendekatinya kemudian bermain bersama dan menjadi teman baiknya, selalu bermain bersama tiap waktu bahkan mereka bertiga akan masuk kesekolah yang sama. Sudah menjelang sore, lia dan riski pun pulang  mereka sudah mendengar rumor tentang hantu badut tersebut, lia kemudian dipanggil ibunya untuk pulang dan riski juga dipanggil ayahnya untuk pulang dan aninditya pun juga ikut pulang tapi sendirian, ketika dijalan aninditya bertemu dengan kakaknya. Adit sudah mengingat kepada aninditya untuk tidak bermain didekat persawahan dan jangan pulang terlalu sore karena hantu badut bisa saja masih bergentayangan dimana – mana.

Malam hari dijalan, dipersawahan. Lia yang disuruh ibunya untuk membeli beras dan ibunya lia mengingatkan untuk tidak melewati jalan dipersawahan tersebut, si lia kemudian melewati jalan yang cukup jauh untuk membeli beras. Ketika sudah membeli beras dan dia harus berjalan lagi dengan jarak yang cukup jauh lagi, akhirnya si lia melanggar perintah ibunya. Lia kemudian berjalan melewati jalan dipersawahan karena dengan melewati jalan tersebut bisa sampai cepat pulang kerumah. Lia melewati jalan dipersawahan, ketika sedang melewati persawahan tersebut. Tampak dari belakang ada, sesosok orang yang memakai pakaian serba putih dan bermuka seperti badut sedang membawa pacul dan menghilang, si lia menjadi ketakutan karena sudah ditengah jalan, ketika mau berlari tiba – tiba dari arah depan si hantu badut tersebut menghadangnya. Lia berteriak tapi tidak ada satupun orang yang mendengarnya, soalnya rumah penduduk cukup jauh dari persawahan. Hantu badut itu semakin mendekati lia, lalu hantu badut mencekik leher lia hingga sulit untuk bernafas. Hantu badut tersebut kemudian membunuh lia dengan memacul tubuhnya hingga berdarah – darah. Ibunya lia yang sudah tertidur pulas tidak tahu apa yang terjadi apa anaknya.

Di pagi hari ibunya lia terbangun dan teringat bahwa kemarin malam ia menyuruh lia membeli beras, dipikiran ibunya mungkin lia tidur diluar rumah, setelah membuka pintunya. Tampak tubuh lia yang sudah bersimbah darah didepan pintu rumahnya, ibunya lia pun kaget dan berteriak menangis, sehingga membuat para warga juga kaget dan segera kerumah lia. Riski juga ikut dan melihat temannya meninggal dengan tragis, ditangannya lia nampak ada foto badut yang sama seperti pembunuhan beberapa gadis didesa ini. 

Ibunya berkata “mungkin lia sudah melewati jalan dipersawahan tersebut, karena saya  sudah melarangnya untuk melewati persawahan dimalam hari” (sambil menangis....)

Para warga berasumsi bahwa lia dibunuh oleh hantu badut dengan memaculi tubuhnya dan mencekiknya.

Setelah kejadian ini, jasad lia dimandikan dan akan segera dimakamkan. Keluarga lia  memanggil tukang gali kubur, si tukang gali kubur tersebut brnama pak tardi. Dia sudah lama menjadi tukang gali kubur, pak tardi sudah cukup tua tapi fisikmya masih kuat. Pak tardi sudah membantu banyak orang dan dia yang sudah membantu mengubur para korban yang dibunuh oleh si hantu badut tersebut. Pak tardi dimata para warga dia orang pendiam tapi sangat baik, pak tardi selalu ikhlas membantu bila ada warga yang minta jasa tukang gali kuburnya, pak tardi rumahnya dekat dengan kuburan yang dipersawahan, dia tinggal seorang diri disana.

Aninditya pergi keluar rumah, dia ingin bermain dengan lia dan riski. Jarak rumah aninditya dari rumah lia dan riski cukup jauh, sehingga belum tahu kabar kematian lia. Setelah sampai didepan rumah lia dan riski, tampak banyak orang yang datang kerumah lia dan ada bendera kuning dirumah lia. Aninditya melihat riski dedepan ruamh lia, lalu aninditya menuju ke riski dan bertanya kepada riski.

Aninditya bertanya “ Siapa yang meninggal dirumah riski?”, apakah ada saudaranya lia yang meninggal?” (tanya aninditya ke riski).

Riski menjawab “ Yang meninggal itu adalah lia teman kita”  (sambil menahan air mata).

Mendengar jawaban riski, aninditya menjadi sangat sedih. Dia sudah kehilangan teman baiknya.

Aninditya bertanya lagi “ Lia meninggal karena apa?” (dengan sedikit menangis)

Riski menjawabnya “ Lia meninggal menurut kabar dari warga, dia dibunuh oleh hantu badut itu. 

Waktu malam dia disuruh ibunya untuk beli beras dan keesokan harinya, tubuh lia sudah bersimbah darah didepan rumahnya dan ditangan lia pun ada foto hantu badut. Sama seperti pembunuhan – pembunuhan sebelumnya”

Kematian lia membuat aninditya penasaran dan ingin menyelidiki kasus si hantu badut tersebut. Siang harinya aninditya dan riski pergi ke jalan dipersawahan, mereka mengamati jalan tersebut dan mencoba cari bukti, mungkin mereka bisa mendapatkan petunjuk. Setelah mengamati dari berbagai sudut jalan dan persawahan, mereka tidak menemukan apapun. Dan tiba – tiba diarah belakang, aninditya dan riski mendengar suara gesekan pacul, padahal ini masih siang menjelang sore dan juga masih ada orang dipersawahan.

Aninditya dan riski menengok kebelakang, lalu ada orang berteriak “ haaaaaaaaaahahaaaa”. Sehingga membuat mereka kaget. Ternyata itu pak tardi si tukang gali kubur.

Aninditya bertanya “ bapak siapa ya?” (sedang kebingungan)
Jawab riski “ ini pak tardi anin, dia tukang gali kubur didesa pacul ini.”

Aninditya menjawab “ ooh, jadi ini pak tardi.”

Pak tardi bertanya “ apa yang sedang kalian lakukan disini, tempat ini berbahaya untuk  kalian apalagi waktu malam – malam.”

Aninditya menjawab “ Kami hanya sedang jalan – jalan saja pak “ (sambil berbohong)

Aninditya kemudian melihat tangan pak tardi, ada sebuah cincin yang sangat bagus dan berwarna merah bermotif batik

Aninditya bertanya “ itu cincin apa pak?”,cincin itu sangat bagus sekali dan bermotif batik” (tanya anin dengan penasaran)

Pak tardi mejawab “ ooh.. ini cincin buatan bapak sendiri dek anin.” (sambil menunjukan cicinnya)

Riski mengatakan “ wah... ini sudah mulai malam, maaf pak tardi kami pulang dulu. Ayoo anin...” ( sambil memegang tangan anin)

Pak tardi mejawab “ hati – hati di jalan ya..” (dengan senyuman misterius)

Aninditya dan riski kemudian pulang kerumah masing – masing, aninditya pulang dan sampai dirumah disambut oleh adit dan orangtuanya. Anin mandi, setelah itu nonton televisi. Saat nonton televisi ayahnya aninditya menceritakan kisah pengalamannya sejak kecil, saat bersama teman – temannya. Aninditya penasaran dan mendengarkannya, ayahnya bercerita “ dulu dia pernah punya teman, kami selalu bermain bersama. Tapi sekarang mereka sudah meninggal karena sudah dibunuh oleh hantu pacul dipabrik beras yang sekarang menjadi perumahan, itulah kisah pengalaman ayah yang tidak pernah terlupakan.” Sama halnya seperti kasus temanmu si lia, yang dibunuh oleh sesosok hantu yang sedang dibicarakan para warga, hantu yang membawa pacul berpakaian serba putih dan bermuka seperti badut. Ayahnya aninditya berpesan, harus selalu hati – hati dan waspada didalam lingkungan desa pacul ini, sama halnya ayah mengingatkan ibumu juga. Aninditya pun berfikir dalam kasus ini, si hantu badut ini mungkin bukanlah hantu sungguhan, mungkin ada seseorang yang mengenakai pakaian badut dan ingin menakuti para warga, soalnya mana mungkin ada hantu bentuknya seperti badut. Aninditya pun mulai mengantuk akhirnya pun tertidur, ayahnya aninditya lalu menggendongnya dan membawa ke kamarnya.
Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Saat malam hari aninditya bermimpi, ia bertemu dengan hantu badut itu sambil membawa pacul dan si hantu itu mencekik leher aninditya. Tampak ditangan si hantu itu ada cincin berwarna merah motif batik yang sama bentuknya seperti milik pak tardi, tiba – tiba aninditya terbangun dari tidurnya dan berkeringat. Aninditya berfikir “ apakah mungkin si hantu badut itu adalah pak tard.” Kalau memang si pak tardi yang menjadi hantu badut, aku harus menyelidikinya dan mewaspadainya. Keesokan harinya, aninditya bangun dari tidur dan siap – siap pergi ke persawahan, ketika sudah sampai dipersawahan disana banyak orang, sehingga membuat aninditya penasaran. Aninditya kemudian ke sana dan melihat, ada seorang petani yang meninggal dengan luka yang sangat parah. Saat melihat jasad si petani tersebut, aninditya melihat ada cincin merah bermotif batik ditangan si petani itu dan mengambil cincin itu secara diam – diam. Aninditya pergi dan membersihkan cincin itu, setelah dibersihkan ternyata cincin tersebut sangat mirip dengan milik pak tardi. Aninditya semakin bahwa yang membunuh para gadis dan si petani tersebut adalah pak tardi, namun aninditya belum menemukan bukti yang cukup kuat, bisa saja cincin ini milik si petani itu.

Ketika mau pulang kerumah, aninditya bertemu dengan pak tardi dijalan. Aninditya melihat tangan pak tardi dan cincin ditangannya tersebut tidak ada, aninditya mulai yakin.

Pak tardi bertanya “ kenapa dek anin larinya tergesa – gesa?”

Aninditya menjawab “ saya sedang cari riski pak” (berfikir bohong)

Aninditya bertanya “ cincin bapak dimana, kok tidak ada ya?” (tanya aninditya dengan penasaran)

Pak tardi menjawab “ cincin bapak hilang, ini bapak mau cari.”

Aninditya beranya lagi “cincin bapak hilangnya dimana?” ( tanya aninditya)

Pak tardi menjawab “ sepertinya hilang dipersawahan ke bapak sedang kesawah.”

Aninditya semakin penasaran dengan sikap pak tardi. Padahal cincinnya ada ditangan aninditya dan aninditya menyembunyikannya, cincinnya juga berada ditangan si petani yang baru meninggal tadi. Aninditya berfikir “ apa mungkin memang si petani itu yang menemukan cincin pak tardi, lalu diserang oleh si hantu badut tersebut. Aninditya masih belum menemukan bukti yang cukup kuat.

Aninditya berkata “ ok.. pak saya pulang dulu ya, soalnya sudah sore dan ada kerjaan dirumah.” 

Pak tardi menjawab “ hati – hati yaa.” (dengan tatapan yang tajam dan senyum misterius)

Namun, ketika aninditya sudah mulai jalan, tiba – tiba dari arah belakang. Aninditya dipukul pakai kayu oleh pak tardi dengan keras hingga pingsan. Pak tardi, lalu membawa aninditya kerumahnya dikuburan dekat persawahan, saat pak tardi membawa aninditya. Riski yang sedang mau beli gula disuruh ayahnya, ketika berjalan ia melihat pak tardi yang sedang membawa tubuh aninditya. Riski pun mengikutinya dari belakang, pak tardi membawa aninditya kerumahnya. Riski mengintip dari arah jendela, pak tardi mengikat aninditya dikursi, saat melihat wajah pak tardi yang menyeramkan sambil membawa pacul. Riski menjadi ketakutan dan tidak sengaja meyenggol pot bunga dan potnya pun jatuh lalu pecah. Pak tardi langsung kaget dan langsung menghampiri ke arah jendela itu. Ternyata pot bunganya jatuh, pak tardi mengira potnya jatuh karena ada kucing disitu. Riski langsung bersembunyi dan lari, pergi menuju ke rumah aninditya untuk memberitahukan keluarganya bahwa aninditya sesang diculik oleh pak tardi dirumahnya.

Aninditya tersadar dan tidak tahu ia dimana, dia di ikat dikursi. Aninditya memandangi ruangan didalam rumah tersebut, tampak ada foto – foto badut dan banyak tulang belulang juga tengkorak yang dipajang didalam rumah. Saat itulah pak tardi kemudian menghampiri aninditya, aninditya menjadi kaget. Pak tardi mengenakan kostum badut serba putih, kostum badut ia beli dari pedagang keliling serta pak tardi membawa sebuah pacul. Ternyata dugaan aninditya benar bahwa pak tardi pelaku pembunuhan para gadis. Aninditya berteriak dan merontah – rontah, tapi pak tardi langsung mencekik leher aninditya dan dia ingin menyiksa aninditya.

Aninditya bertanya “ kenapa bapak melakukan semua ini.” (dengan suara serak karena dicekik)

Pak tardi menjawab “ ini untuk balas dendam bapak, hahahahahahah” (dengan wajah seperti orang stress dan gila)

Pak tardi pun bercerita “ dulu saya adalah korban dari keganasan hantu dimasa lalu tahun 1940, disebuah pabrik beras. Ketika itu saya berjalan kepabrik beras itu, untuk mengunjungi ibuku yang bekerja disana da membawakan makanan, tapi tiba – tiba ia melihat ibunya sudah meninggal dengan tragis dipabrik beras tersebut, di pabrik itu ada sesosok hantu perempuan dan banyak orang yang meninggal disana, saya langsung lari ketakutan dan pikiran saya hancur, lalu saya mulai gila dan punya kelainan yaitu suka membunuh orang terutama yang masih gadis, saya bersembunyi disebuah rumah didekat kuburan dipersawahan selama bertahun – tahun, saya menjadi terobsesi ingin membunuh orang. Pertama saya suka membunuh orang yang sudah dikuburkan kemudian saat malam saya membongkar kuburannya kemudian saya mencangkuli jasadnya dengan pacul dengan pikiran yang amat senang dan gila. Tapi banyak orang yang melihat saya seperti orang gila sehingga orang – orang tidak pernah kerumah saya, semakin hari saya semakin gila. Saya terobsesi ingin membunuh seseorang yang masih hidup dan incaran saya adalah para gadis, saya membuat kisah hantu badut yang membawa pacul supaya orang mengira bahwa yang membunuh adalah hantu. Saya membunuh gadis, saya yang menguburkannya kemudian pada malam hari saya membongkar kuburan gadis itu dan tulang, tengkoraknya dijadikan hiasan dirumah dan itulah kisah saya.”

Mendengar kisah tersebut aninditya benar – benar merasa sedih, tapi nyawanya sedang dalam bahaya.
Aninditya bertanya “benar – benar cerita mengerikan, apakah bapak sudah gak waras.” ( aninditya sambil menangis)

Pak tardi menjawab “ hahahahaha.... memang saya sudah gak waras, saya suka membunuh” (tertawa terbahak – bahak)

Pak tardi mengatakan “ bapak ingin membunuhmu,siap – siap jadi pajangan rumah.” ( dengan ekspresi gilanya)

Aninditya berteriak “ jangan pak!!!... tolong....tolong.....tolong” ( sambil ketakutan)

Pak tardi mulai mengangkat paculnya dan ingin membunuh aninditya dengan ekspresi gilanya, kemudian tiba – tiba ada suara dobrakan pintu dari luar. Nampak kakaknya aninditya serta para warga datang kerumah pak tardi, setelah berhasil mendobrak pintu tersebut. Adit langsung masuk dengan para warga dan melihat pak tardi memakai kostum badut dan membawa pacul. Aninditya yang disekap dirumahnya, kemudian dijadikan sandera.

Pak tardi berkata “ jangan mendekat,, kalau mendekat anak ini saya bunuh!!!” (sambil membawa pacul dan ekspresi gilanya)

Adit menjawab “ tenang pak....tenang pak (menunggu kesempatan)

Lalu dari arah belakang, riski memukul pak tardi dengan kayu sehingga pak tardi pun pingsan. Aninditya kemudian terselamatkan dan menceritkan kejadian ini kepada kakaknya dan para warga bahwa yang menjadi hantu badut yang membunuh para gadis adalah pak pardi. Para warga menggeledah isi rumah pak pardi dan nampak tulang belulang dan tengkorak berserakan dimana – mana.

Aninditya berkata “ bagaimana kakak bisa tahu, saya disekap dirumah pak tardi.” (kebingungan)

Adit menjawab “ riski yang memberitahu kakak, bahwa ia melihat kamu sedang dibawa pak pardi saat pingsan.”

Aninditya mengatakan “ oohhh... terima kasih ya riski, kmu memang teman baikku.” (sambil memeluk riski)

Riski menjawab “ sama – sama, aku juga tidak ingin kehilangan teman baikku lagi ( memeluk anin dengan erat)

Setelah kejadian ini, kemudian pak tardi dimasukan dirumah sakit jiwa dan dikurung disana. Sekarang tidak ada lagi hantu badut didesa pacul ini, semua hal – hal yang gaib dilenyapkan dan semua teror, balas dendam sudah hilang didesa ini...

Kesimpulan dan hikmah dari kisah ini adalah balas dendam merupakan suatu emosi yang pasti dimiliki oleh setiap manusia dimana rasa atau tekanan dalam diri manusia yang sulit dihilangkan akibat luak yang diterima seseorang, oleh karena itu kita harus bisa mengontrol diri sebagai manusia yang cerdas agar tidak jatuh ke dalam perasaan yang membuat kita ingin menyakiti orang lain supaya tidak jatuh kelubang yang sama.

Anan Muchtar Aditya[Himmatisi17]