Senin, 01 April 2019

I AM HIMMATISI 18/19


Assalamualaikum wr. wb


Hi sobat solit apa kabar nih? Sobat solit di kesempatan kali ini admin akan mengupas dan sekaligus memperkenalkan periode baru HIMMATISI, ya benar periode HIMMATISI 2018/2019, diperiode kali ini ada yang beda dari periode HIMMATISI sebelumnya loh sobat, karena diperiode kali ini banyak sekali keseruan dan program kerja yang lebih asik yang melibatkan seluruh anggota ataupun struktural HIMMATISI dan pastinya seru untuk diceritakan. 😊

Ayuk langsung saja kita mulai perkenalan periode baru HIMMATISI 2018/2019 mulai saja dari perkenalan ketua dan wakil ketua HIMMATISI.
Yussrizal Asygaf ketua umum HIMMATISI periode 2018/2019 dan Jihan Fadilla selaku wakil ketua umum, mereka berdua adalah pengaruh bagi perubahan HIMMATISI diperiode baru. Dalam pangkatnya sebagai ketua umum dan wakil ketua umum mereka mempunyai visi dan misi dalam mengayomi semua anggotanya,
Visi:
Menjadi himpunan mahasiswa berbasis implemantasi militan sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan dilatar belakangi cinta ber organisasi.
Misi:
1.      Membentuk suasana kekeluargaan,loyal dan demokratis untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial antar anggota HIMMATISI.
2.      Mempertegas peran organisasi himpunan mahasiswa jurusan.
3.      Menumbuhkan jiwa memiliki dan tanggung jawab kepada HIMMATISI.

Jadi dapat disimpulkan bahwa HIMMATISI sekarang lebih menjunjung kekeluargaan didalam organisasi, dan dituntut lebih solit dalam setiap program kerja yang dijalani di dalam HIMMATISI, bahkan keakraban yang lebih diutamakan oleh setiap anggota ataupun struktural. Maka tak heran jika HIMMATISI sekarang lebih memiliki sikap kekeluargaan dibanding dengan sebelum-sebelumnya.
Kenapa harus kekeluargaan ? Kenapa harus kesolidaritasan ? Sepenting apa itu semua ? Oke kita langsung bahas saja dibawah 😉

Kenapa harus kekeluargaan ? Karena sikap kekeluargaan didalam organisasi sangat di butuhkan dalam setiap berorganisasi, walau memang dalam berorganisasi tidak selamanya ada masanya yang sudah ditetapkan oleh pihak pembuat organisasi dari awal organisasi itu terbentuk. Jika kita sendiiri yang tidak membentuk sikap kekeluargaan didalam organisasi itu maka akan selalu ada senior dan junior, di HIMMATISI itu sangat tidak dibutuhkan kita diorganisasi tersebut dituntut agar sama rata tidak ada lagi istilah senior dan junior didalamnya karna kita adalah keluarga HIMMATISI. Kenapa harus kesolidaritasan ? Karena seperti definisinya solidaritas adalah sifat satu rasa (senasib dan sebagainya) dan bisa disebut juga perasaan setia kawan. Ya benar, diHIMMATISI sekarang perasaan setia kawan sangat lebih ditonjolkan dan karena juga kita senasip didalam organisasi dan di setiap program kerja yang dilakoni, kesolidaritasan ini diharapkan supaya setiap anggotanya dapat merangkul semua aspek dari cara kerja mereka masing-masing, yang mana akan memunculakan rasa tolong menolong jika dari kita ada yang kesusahan atau yang lain sebagainya . Sepenting apa sih kedua aspek yang lebih ditonjolkan di HIMMATISI ? Jika pertanyaan ini muncul dipikiran kalian maka kalian sepemikiran dengan admin. Kekeluargaan dan kesolidaritasan itu sangat penting disetiap organisasi karena seperti yang admin katakan sebelumnya dalam organisasi tanpa adanya kekeluargaan pasti ada senior dan junior dimana akan membuat anggota baru organisasi HIMMATISI sungkan, dan bahkan merasa tidak akrab dengan anggota HIMMATISI yang lama, kita sebagai anggota organisasi menghilangkan sesuatu yang seperti itu karena sudah pasti setiap anggotanya akan merasa kurang nyaman dengan satu sama lain. Lanjut kesolidaritasan kesolidaritasan tidak kalah penting dengan kekeluargaan dalam berorganisasi, dimana kesolidaritasan membuat semua anggota merasa memiliki tanggung jawab yang tinggi akan organisasinya yang mana kesolidaritasan juga sudah menjadi selogan di HIMMATISI, ya selogan yang menjadi penyemangat setiap anggota organisasi HIMMATISI, selogan yang selalu mengiringi setiap program kerja yang dilakoni, selogan yang selalu ada dalam akal dan hati anggota HIMMATISI, yaps benar selogan kita HIMMATISI adalah HIMMATISI SOLID dimana selogan ini selalu menjadi penyemangat organisasi, walau dalam keadaan sulit sekalipun HIMMATISI tetap solid dalam setiap program kerja atau dalama keadaan yang lain.
Sebagai salah satu organisasi jurusan fakultas TIK, HIMMATISI tentu saja punya goals-goals yang ingin lebih dikembangkan setiap periodenya. Saat ini HIMMATISI ingin lebih memperkembangkan program kerja HIMMATISI yang sudah ada ditahap ragional dan tahap nasional, disisi ragional organisasi HIMMATISI tidak hanya ingin dikenal oleh organisasi-organisasi jurusan di universitas saja, namun HIMMATISI disini ingin lebih dikenal oleh organisasi jurusan universitas lain, dari sisi tahap ini akan membuat HIMMATISI menjadi organisasi yang lebih dikenal dan keuntungan dari saling kenal organisasi dari luar akan mendapat relasi, bahkan HIMMATISI bisa membuat program kerja gabungan dengan organisasi jurusan dari universitas lain. Sama halnya dengan tahap ragional ditahap rasional HIMMATISI akan lebih berpikir lebih baik untuk kedepannya di dalam organisasi, bahkan tahap ini akan mengajarkan setiap anggotanya untuk berfikir merancang suatu yang akan dilakukan untuk hal kedepannya supaya lebih matang dan lebih matap dalam pengerjaannya, sehingga semua anggota HIMMATISI dapat memikirkan resiko dari setiap pekerjaan yang dilakukannya, yang mana akan membuat HIMMATISI lebih maju dan lebih siap lagi untuk setiap program kerja yang akan datang.
Selain meningkatkan tahap ragional dan rasional, HIMMATISI ingin mengikut sertakan “anggota” dikegiatan nasional sehingga dapat menambah taraf kualitas setiap anggota. Kegiatan nasional akan membantu anggota lebih peduli dengan lingkungan sekitar, memiliki jiwa ingin berjuang bersama didalam organisasi, dan memiliki sikap kekonsistensian didalam program kerja. Jadi jelas goals yang ingin dicapai dalam HIMMATISI periode baru lebih mengutamakan keanggotaan supaya lebih cermat dalam menyikapi hal untuk kedepannya, yang mana ini juga kan berdampak pada kepribadian diri mereka masing-masing.
Selain itu membrending diri juga menjadi bagian suatu tujuan dari HIMMATISI periode baru, dimana membrending memiliki dampak positif untuk organisasi. Dimana HIMMATISI juga membrending diri supaya lebih dikenali oleh semua masyarakat bukan sebagai organisasi jurusan saja tapi juga ingin dikenal sebagai bahan bandingan. Dimana kita dapat mengoreksi diri jika ada kekurangan didalam organisasi kita dan kita tau apa yang akan lebih di kembangkan nantinya untuk HIMMATISI kedepannya “selanjutnya”, yang natinya pula akan diteruskan oleh anggota baru HIMMATISI saat ini, jadi dapat diartikan membrending diri merupakan hal yang penting apalagi untuk organisasi jurusan seperti HIMMATISI yang mana pula masih banyak kekurangan didalamnya dan masih dalam taraf belajar membenah diri.
Oke… sampai disini dulu perjumpaan kita sebenernya masih banyak yang ingin admin kupas dari topik HIMMATISI periode baru kali ini tapi kalo kita kupas semua disini tentu tidak seru bukan.😁😊
Sekian tulisan ini admin buat, admin akan kembali dengan cerita tentang HIMMATISI “program kerja” yang tidak kalah seru dengan bahasan kali ini ditunggu saja updatean selanjutnya di blog HIMMATISI dan terima kasih sudah membaca dan maaf jika ada salah kata ditulisan ini.
HIMMATISI SOLID 🙆
Akhir kata, Wassalamualaikum wr. wb





Sabtu, 21 April 2018

Berbagi Kebaikan dan Keceriaan Melalui Teknologi - Proker Hoty Himmatisi

HIMMATISI USM – Pada hari Sabtu (24/03) kemarin, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi (Himmatisi) Universitas Semarang telah sukses melaksanakan program kerja rutinan setiap tahun yaitu HOTY atau Himmatisi of The Year.

Kegiatan ini bertajuk Pelatihan Komputer dan Pengabdian Kepada Masyarakat, yang mengangkat tema Berbagi Kebaikan dan Keceriaan Melalui Teknologi. Yang diselenggarakan di SDN 5 Lebak, Grobogan - Jawa Tengah. Dimana kegiatan ini bekerja sama dengan SDN 5 Lebak dan juga SMAN 1 Grobogan.
Himmatisi of The Year - Terlaksana 24/03/2018

"Tujuan diadakan acara Hoty ini adalah untuk melaksanakan program kerja Himmatisi, menjalankan salah satu dari Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat dan memberikan pelatihan kepada siswa-siswi SDN 5 Lebak agar tidak tertinggal oleh perkembangan Teknologi" ucap ketua panitia Sdr. Alfian Prigi Utomo saat memaparkan tujuan diselenggarakannya acara Hoty.

Dengan kerjasama yang baik antar panitia dan peserta, sekaligus persiapan peralatan yang mendukung, para peserta pelatihan mampu mempraktikkan dengan baik, tentang bagaimana cara menghidupkan komputer, mengetik, menggambar dan lain sebagainya.

Dalam acara, Himmatisi tidak hanya menyuguhkan materi pelatihan praktik keilmuan saja, tetapi juga beberapa lomba mengetik dan menggambar untuk mengasah dan mengetahui seberapa tingkat serap pengetahuan adik-adik peserta setelah menjalani pelatihan.

Tidak hanya itu, di penghujung acara pun juga disajikan beberapa Outbound yang gurih dan cukup menggugah semangat adik-adik. Yang alhamdulillah berdampak baik dan berhasil mengompakkan serta memicu solidaritas antara sesama.

Semoga kedepan, acara serupa dapat tetap dilaksanakan dengan inovasi-inovasi baru dan tentu lebih baik. Yang harapannya perubahan pada sisi baik lebih meningkat, mengarah pada taraf yang lebih tinggi, serta tidak lupa mempertimbangkan nilai kebermanfaatannya. Sehingga kita mampu berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan atmosfer yang mendukung hingga mampu menumbuhkan banyak bibit-bibit generasi penerus yang unggul, generasi emas masa depan bangsa. [Himmatisi_Solid]

Selasa, 06 Februari 2018

Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta

HIMMATISI USM - Cerita Pendek (Cerpen) dari Anggota Himmatisi

Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta

Genre : Petualangan, Aksi
Rilis : Kamis,16 Februari 2017

Perjalanan yang begitu panjang, dengan sesuatu yang belum bisa dicapai oleh Adimas. Nafas mulai terasa sesak didada, tibalah Adimas di kota Surabaya, menghirup udara yang sejuk di kota Surabaya yang indah ini.
“Akhirnya sampai juga di Surabaya.”  Kata Adimas
“Mulai dari mana dulu ya???” (sambil kebingungan)

Berjalan mengelilingi kota Surabaya, mengamati berbagai perilaku dan watak warga Surabaya. Sinar matahari yang begitu panas menghampiri Adimas, dengan tubuh yang mulai lelah, ia ingin mencari penginapan, namun tidak ada yang cocok. Saat di perjalanan, ada seekor anak Kucing yang berada di tengah jalan, di depannya tampak mobil angkot yang melaju kencang yang ingin menabrak anak Kucing itu, Adimas langsung lari dengan cepat untuk menyelamatkan anak Kucing tersebut, nampak tergesa – gesa dengan kaki yang lincah ia segera menjulurkan tangannya ke arah anak Kucing itu dan mengambil dengan seketika “husssss.......” akhirnya tertangkap juga, namun tanpa disadari tiba – tiba kakinya Adimas keseleo seketika ia pun terjatuh, si Sopir angkot itu segera mengerem dan menghentikan mobilnya dengan cepat dan tepat. Si Sopir angkot segera keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Adimas.
Cerpen Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta
Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta (Ilustrasi 1)
“Maaf mas kamu tidak apa – apa?” Kata si Sopir (merasa bersalah)
“Iya tidak apa apa mas, cuman kaki saya keseleo” Kata Adimas
“Maaf ya mas, saya tidak tahu tadi ada anak Kucing di tengah jalan” Kata si Sopir 
“Mas ke rumah saya dulu, nanti saya obati kesleonya, soalnya saya mau pulang,
sudah ditunggu sama adik saya.” Kata si Sopir
“Tidak usah mas... saya tidak apa – apa, palingan nanti sembuh dengan sendirinya”
Kata Adimas
“jangan gitu mas.. ini juga salah saya, yang kurang fokus memperhatikan jalan.”
Kata si Sopir
“Kalau memang begitu, ya apa boleh buat.” Kata Adimas (sambil menghempaskan
Nafas)
“Siapa namamu?” Tanya Adimas
“Saya Ridwan...” Jawab Ridwan
“Saya Adimas, salam kenal yaa..” Kata Adimas (sambil bersalaman dengan Ridwan)

Ridwan membawa Adimas ke angkotmya dan ia akan segera pergi kerumah Ridwan untuk mengobati luka Adimas. Dalam perjalanan mereka mengobrol dengan sangat akrab. Sampailah Adimas ke rumah Ridwan dan didepan rumahnya nampak adiknya Ridwan yang sedang menunggu kedatangan Ridwan.

“Ini mas. Adik saya namanya Kamelia” Kata Ridwan
“Wahh.. cantik dan imut yaa...” Kata Adimas (sambil bercandaan)
“Mas Ridwan orang ini siapa ya??” Tanya Kamelia (kebingungan)
“ini mas Adimas, tadi mas Ridwan tidak sengaja menabraknya waktu mau pulang
Kerumah.” Jawab Ridwan
“oohh... maafkan kakak saya ya mas Adimas..” Kata Kamelia
“Tidak apa – apa, kita sebagai manusia harus saling memaafkan.” Kata Adimas
(sedikit memberi nasehat)
“Yaa mass, ayo mas Adimas silahkan masuk kerumah ” Kata Kamelia

Mereka pun masuk kerumah, dengan melihat keadaan Ridwan dan Kamelia, membuat Adimas ingin menangis dan mengingat masalalunya yang kelam, saat kedua orangtuanya sudah meninggal di waktu masih anak-anak tanpa melihat wajah dan bentuknya, kasih sayangnya yang belum Adimas rasakan hingga sekarang, tapi melihat Ridwan dan Kamelia membuat Adimas bisa sedikit merasakan kasih sayang tersebut. Ridwan mengobati kaki Adimas yang kesleo, nampak wajah Adimas yang sedikit merasakan kesakitan. Si Ridwan ternyata jago juga dalam mengurut kaki yang kesleo, membuat Adimas terasa lebih baik dan secangkit teh hangat yang dibuat oleh Kamelia khusus buat Adimas.

“Terima kasih, yaa Kamelia” Kata Adimas (sambil tersenyum)
“Sama – sama mas Adimas” Jawab Kamelia

Umur Ridwan dan Adimas sama, Adimas yang dulunya hidup seperti Ridwan, ia merasakan hal yang sama juga ketika masih miskin dan tidak punya apa – apa.

  “Ridwan, kamu sama Kamelia hidup berdua?” Tanya Adimas
“Iya mas.. orangtua kami sudah meninggal, waktu saya umur sepuluh tahun, 
Akibat kecelakaan.” Jawab Ridwan (terlihat sedih)
“Maaf  Wan, saya menanyakan hal seperti ini” Kata Adimas
“Tidak apa – apa mas, saya juga merasa bersyukur, karena saya masih memliki
Keluarga yaitu Kamelia adik saya.” kata Ridwan

Adimas berfikir “ada manusia yang merasa hidup sederhana menyenangkan, tapi mungkin ada orang yang merasa hidup sederhana tapi tidak menyenangkan, kenyaatan hidup didunia ini bagi sebagian orang berbeda, hasrat seseorang yang ingin menjadi berkuasa dengan melakukan hal yang dilarang sang maha pencipta”

“Kamu bekerja sebagai Sopir angkot ya wan?” tanya Adimas
“Iya mas, itu untuk memenuhi kebutuhan saya dan Kamelia yang masih sekolah”
jawab Ridwan
“Ohh... saya  juga lagi cari penginapan didaerah ini, tapi tidak ada yang cocok” kata Adimas
“Mas Adimas, tinggal sementara saja di rumahku dulu. Sampai lukanya sembuh.” 
kata Ridwan
“Tidak usah wan, malah nanti nambah ngrepotin” kata Adimas
“Tidak apa – apa mas, malah saya senang. Nanti dirumah ini tambah rame”
Kata Ridwan
“Okelah wan sementara saja ya, cuman beberapa hari saja, soalnya saya ini hanyalah
  Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh.” Kata Adimas
“ Oke sip mas Adimas” Kata Ridwan (merasa senang)

Mereka berdua terlihat senang, Adimas kemudian menulis perjalanannya dan pengalamannya di “Travel Book”, dengan melihat wajah mereka membuat Adimas merasa senang dan Adimas ikut berkumpul juga. Malam harinya, mereka pun  tidur dengan pulas dan keesokan harinya.

“Wan, mau siap – siap ngangkot ya?” Tanya Adimas
“Iya nih mas, saya juga mau nganter Kamelia ke sekolah” Jawab Ridwan
“Ayo Kamelia kita pergi” Kata Ridwan
“Iya mas, mas Adimas Kamelia pergi sekolah dulu ya” Kata Kamelia 
“Hati – hati ya dijalan dan Kamelia kamu sekolahnya yang rajin biar jadi orang 
sukses” Kata Adimas
“Siap mas, Kamelia pamit dulu ya, Assalamualaikum” Kata Kamelia
“Walaikumussalam” Jawab Adimas

Mereka berdua sudah pergi, Adimas sekarang sendirian dirumah, ia mulai lagi mencatat pengamatanya dibuku catatanya. Siang yang begitu agak panas, akhirnya Ridwan pulang juga dengan Kamelia, Adimas menyambutnya dengan ramah. Si Kamelia langsung masuk kedalam rumah, Adimas dan Ridwan mengobrol didepan rumah. Saat mereka sedang asyik mengobrol, tampak mobil mewah menghampiri rumah Ridwan, orang yang didalam mobil langsung keluar dengan pakaian dan perhiasan yang sangat bagus dan mahal, dengan tatapan yang begitu sombong dan memerkan kekayaannya, ia menghampiri Ridwan, Adimas menjadi kebingungan.

“Wan, ini siapa yaa...?? kok datang kesini” Tanya Adimas
“Ini dulu teman ngangkot ku namanya Malik, tapi sekarang ia menjadi orang yang 
kaya” Kata Ridwan (membisikan ke arah Adimas)
“Hmmm... wan nampaknya kamu masih miskin ya..” Kata Malik (menghina Ridwan)
“Ya seperti inilah hidupku” Kata Ridwan

Malik ini dulunya adalah rekan angkotku, kemudian ia berhenti menjadi Sopir angkot dan bekerja disebuah pabrik didesa ini, tapi tidak ada yang tahu itu pabrik apa.

“Kamu sudah miskin.... malah membawa orang baru dirumahmu” Kata Malik 
(kembal mengejeknya)

Ridwan dan Adimas, cuman diam saja melihat sikap Malik dan menerima segala perkataan yang diucapkan Malik, Malik menjadi bosan ia pun pergi.

“Kenapa Malik sangat benci padamu wan?” Tanya Adimas

Ridwan bercerita “Dulu kami adalah teman yang akrab, tapi saat Malik ditawari kerja oleh seseorang yang asing disebuah pabrik, si Malik mendadak menjadi orang kaya, awalnya dia mau mengajakku bekerja disana, tapi aku menolak karena si Malik tidak memberitahukan aku itu pekerjaan apa dipabrik tersebut, si Malik menjadi marah dan mungkin menjadi benci kepadaku, saat menjadi kaya ia lupa diri. Si Malik selalu mengejek saya, memamerkan hartanya kepada orang – orang, tapi aku merasa bersyukur hidup dengan sederhana walaupun ,kadang – kadang kebutuhanku dan Kamelia belum cukup, tapi kami merasa senang, kami masih punya allah yang selalu memberikan bantuan dan ketenangan yang tiada terkiranya.” Adimas yang merasa ia juga orang kaya, namun si Ridwan selalu mensyukuri hidupnya.

“Apa kamu tidak penasaran dengan pekerjaan si Malik itu?” Tanya Adimas
“Iya mas, saya juga penasaran, ia bekerja dipabrik yang tidak jauh dari desa ini,
Namun para warga juga tidak tahu itu pbrik apa!” Jawab Ridwan
“Kita harus menyelidikinya wan, mungkin itu pabrik yang mencurigakan!”
Kata Adimas
“Yaaa. Besok kita selidiki mas pabrik itu!” Kata Ridwan

Malam yang sunyi dan gelap gulita, si Malik masuk kepabrik itu, ia disuruh bos besarnya dan keluar dengan membawa tas hitam. Ia pergi menggunakan motornya, tampak ia sedang mengantar barang ke seseorang, digang kecil ada orang yang telah menunggunya. Malik memberikan tas itu ke orang tersebut, orang tersebut memberikan uang kepada Malik. Seperti transaksi gelap, mereka semuanya langsung pergi.

Keesokan harinya, Adimas dan Ridwan mulai siap – siap kepabrik itu, hari ini Ridwan libur ngangkot, Kamelia juga lagi libur sekolah. Kamelia sudah diberi tahu oleh Ridwan, bahwa kami akan menuju kepabrik yang dekat desa ini, Kamelia diminta Ridwan agar menunggu dirumah untuk berjaga – jaga. Adimas dan Ridwan segera kesana, setelah sampai dipabrik, Ridwan melihat Malik masuk kepabrik tersebut. Adimas dan Ridwan segera mengikutinya.

Adimas dan Ridwan mulai mengintai Malik, si Malik masuk keruangan bosnya. Pekerja pabrik yang sedang membuat sesuatu  semacam obat seperti pil yang dibungkus dan mereka juga melihat daun ganja yang sedang diolah dipabrik tersebut. Nampaknya ini adalah pabrik narkoba, si Malik keluar dari ruamgan bosnya dan ia membawa sebuah bubuk narkoba yang kemudian ia olah ke pabrik ini, tak lama kemudia seorang pekerja melihat Adimas dan Ridwan yang sedang membuntuti kegiatan dipabrik ini.

“Hey.. kamu siapa!!!” Ucap pekerja pabrik
“Waduh... kita ketahuan mas!” Kata Ridwan

Adimas dan Ridwan mereka pun langsung kabur, para pekerja yang mengejarnya membuat Adimas dan Ridwan tidak bisa lolos lagi, akhirnya mereka tertangkap dan disekap, lalu dihajar habis – habisan.

“Wah.. wah.. kalian ternyata hebat juga ya...” Kata Malik
“Malik!!!.... kenapa kamu menjual narkoba, itu pekerjaan haram!!!” Kata Ridwan
“Memangnya kenapa!!, saya bosen hidup susah terus!!.. saya ingin jadi kaya,
Punya banyak harta dan supaya tidak direndahkan lagi!!” Kata Malik
“Kalian sudah tahu pekerjaan saya, mungkin saya harus menghabisi kalian hahahaha
....” Kata Malik (dengan tawa jahatnya)

Bos mereka datang dan menghampiri Ridwan dan Adimas, ia memerintahkan Malik untuk segera menghabisi mereka.

“Bawa mereka, dan bunuh mereka sekarang!!!” Kata bos besar
“Baik bos, siap laksanakan” Kata Malik
“Malik!!!... kamu sudah gila dengan harta. Jangan dibutakan oleh harta yang haram!”
Kata Ridwan
“Mungkin kau menganggap harta itu penting!!, tapi sebenarnya itu pasti akan
musnah” Kata Adimas

Si Malik tidak menghiraukannya, waktu semakin sore, Kamelia nampak lama mengunggu kedatangan Adimas dan Ridwan, kemudian Kamelia pergi ke pabrik itu untuk menemui Adimas dan Ridwan, setelah sampai dipabrik tersebut. Kamelia melihat kakaknya dan Adimas sedang dibawa dengan tangan terikat dan mulut disumpal, Kamelia terlihat khawatir, ia menuju kesana dan mengintipnya. Kamelia mendengar dari salah satu pekerja pabrik itu, bahwa kakaknya dan Adimas akan segera dibunuh, ia menjadi kaget dan lari untuk mencari bala bantuan. Kamelia meminta tolong kepada warga, karena kakaknya sedang disekap dipabrik itu, semua warga segera mendatangi pabrik tersebut.

“Saatnya untuk mati wan... hahahaha, harusnya kamu ikut bersama saya... waktu itu 
mungkin tidak akan seperti ini ” Kata Malik
“Saya lebih baik mati... daripada bekerja seperti itu!!!” Kata Ridwan

Ikatan Adimas mulai kendor, ia menunggu kesempatan untuk kabur bersama Ridwan. Saat si Malik menjulurkan pistolnya ke arah Ridwan, Adimas langsung bangun dan menendang pistolnya hingga Malik terjatuh, Adimas melepaskan ikatannya Ridwan an mereka segera kabur, namun para pekerja mengepungnya. Mereka segera mencari celah untuk kabur dari sini, tapi saat kabur. Bos besar menghadangnya, mereka dihadang dari arah berlawanan, membuat mereka tidak bisa kabur lagi. Mereka memilih jalan pintas yaitu dengan berkelahi, Adimas mulai berkelahi dengan para pekerja dan si Ridwan juga membantunya. Tampak si bos besar membawa pistol, kemudian terdengar suara dobrakan pintu dari luar pabrik, para warga mendobrak pintu itu secara bersamaan. Lalu para pekerja yang khawatir langsung berlarian kemana –mana, si bos besar nampak ketakutan, dia menjulurka pistolnya ke arah para warga, namun dengan sigap dari arah belakang, Adimas mengambil pistol itu dan menghajar si bos besar tersebut, para warga mulai menangkap para pekerja pabrik itu, mereka segera dilaporkan ke polisi, Malik yang terbujur kaku akhirnya ditangkap juga oleh warga.

“Jadi ini adalah pabrik narkoba..” Kata warga
“Tadi Kamelia.. memberitahu kami bahwa kalian tadi disekap di pabrik ini ”
Kata warga
“Terima kasih yaa Kamelia dan para warga” Kata Ridwan 

Polisi kemudian membawa mereka ke penjara, si Malik sangat menyesalinya, ia telah dibutakan kekayaan yang haram dan tidak bisa berbuat apa – apa lagi, hartanya disita dan disegel sehingga membuatnya menjadi miskin kembali.
Pagi harinya.. pabrik itu sudah disegel, akan dihancurkan dan mrnjadi tanah kosong yang nantinya akan digunakan untuk sarana ibadah seperti membangun masjid. Adimas yang merasakan bahwa hidup itu tidak perlu banyak harta, asalkan sederhana tapi bahagia, melihat mereka berdua Adimas ingin memberikan hadiah kepada mereka. Adimas menghampiri Ridwan dan Kamelia..

“Wan,, ini ada uang untuk kalian, anggap saja ini tanda terimakasih untuk kalian”
Kata Adimas
“Ini maksudnya apa yang mas??” Kata Ridwan (sambil kebingungan)
“Sebenarnya saya melakukan perjalanan ini untuk melihat perilaku dan watak manusia didunia  ini” Kata Adimas
“Terima kasih mas... atas pemberiannya,.. saya tidak akan lupa kebaikan mas Adimas”
Kata Ridwan
“Ya sama – sama, Kamelia juga harus rajin sekolah yaa.. supaya bisa menggapai
Cita – cita yang tinggi” Kata Adimas
“Iya mas Adimas, Kamelia juga berterima kasih atas pemeberiannya” Kata Kamelia
Iya sama – sama

Adimas kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, ia akan terus melakukan perjalanannya kemudian menulis segala perilaku dan watak manusia didunia ini, melanjutkan perjalanan nya, dan ia mencatatnya di “Travel book”.
Cerpen Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta
Zaman Jahiliyah Modern - Dibutakan Harta (Ilustrasi 2)
Kesimpulan dan hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah sebagai manusia kita harus saling mengingatkan agar tidak tergoda dengan harta dunia yang berlebihan. Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal. Tapi, sesusah apapun itu, kita tetap wajib mencari yang halal dan meninggalkan yang haram. Setidaknya kita selalu mensyukuri apa yang sudah di beri oleh yang maha kuasa.

Anan Muchtar Aditya - [Himmatisi17]

Kamis, 14 Desember 2017

Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)

HIMMATISI USM - Cerita Pendek (Cerpen) dari Anggota Himmatisi.

Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Genre : Horor, Misteri
Rilis : 17 Januari 2017

Saat malam hari ada seorang gadis yang baru pulang dari belajar kelompok, dia melewati persawahan di desa pacul. Si gadis itu melihat sesosok orang yang memakai baju badut dan serba putih, kemudian badut itu mendekati gadis tersebut dan tampak gadis itu sangat ketakutan, lalu badut itu membawa pacul dan membunuh gadis itu dengan kejam. Keesokan harinya, ada seorang petani yang melihat, ada orang yang tergeletak disawahnya. Petani tersebut mendekatinya, ternyata ada mayat gadis yang sudah meninggal. Si petani itu segera memanggil warga desa dan disamping mayat gadis tersebut, ditanganya memegang foto badut tersebut. Banyak rumor beredar, saat sore menjelang malam hari banyak petani yang melihat sesosok badut yang berpakaian serba putih, lalu dalam sekejap menghilang. Seperti hantu yang sedang meneror desa pacul lagi.

Dipagi yang cerah, dengan muka yang masih ngantuk. Aninditya yang baru bangun dari tidurnya, disambut oleh kakaknya yaitu adit. Aninditya baru saja pindah rumah dari semarang ke tegal, aninditya ikut ibunya kesemarang untuk pekerjaan ibunya disana sedangkan adit ikut ayahnya ditegal. Aninditya baru berumur 13 tahun, dia baru lulus dari SD disemarang dan akan bersekolah ditegal, tepatnya didesa pacul. Adit yang sudah lulus SMA sedang menikmati hari liburnya.
Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)
Hantu Pacul (Terror And Revenge In The Past)
Aninditya yang sedang menikmati libur panjang juga dengan ekspresi bahagianya, karena bisa berkumpul dengan keluarganya. Adit juga mau kuliah disemarang, ketika aninditya sedang menonton televisi dimalam hari yaitu film horor, dia merasa tidak ketakutan sama sekali dengan film horor tersebut. Malah aninditya menganggap bahwa hantu itu tidak ada dan cuman rekayasa belaka, kemudian adit datang dan mematikan televisinya, aninditya langsung merasa kesal dengan sikap kakaknya. Adit lalu menceritakan pengalamannya kepada aninditya tentang kisah nyata hantu pacul yang terjadi di desa pacul ini waktu dulu,  aninditya pun mendengarkannya. Adit bercerita “bahwa ia pernah bertemu dengan hantu pacul didesa ini, tepatnya dipabrik beras yang sudah dihancurkan dan sekarang dijadikan perumahan. Adit mengisahkan pengalamannya dan meningatkan bahwa hantu itu memang ada dan berkeliaran didesa ini bahkan didunia ini sekalipun.”

Adit mengatakan kepada aninditya bahwa ada rumor, didesa pacul ini yang terbaru. Adit menceritakan bahwa dipersawahan yang cukup jauh dari rumah kita. Muncul hantu baru yaitu hantu badut yang membawa pacul, menurut para warga si hantu badut ini sering menampakan di area persawahan dan dikabarkan telah membunuh beberapa gadis didesa pacul ini. Sosok hantu yang membawa pacul dan menghilang tiba – tiba. Adit mengingatkan aninditya, untuk selalu waspada saat berada didesa pacul ini, terutama dipersawahan.Sosok hantu badut tersebut pernah juga muncul disekolah dekat persawahan dan jalan dipersawahan. Aninditya yang sudah mulai ngantuk mendengar cerita kakaknya akhirnya dia pun tertidur, adit yang merasa khawatir dengan adiknya, karena si hantu badut itu banyak mengincar para gadis yang seumuran dengan aninditya.

Keesokan harinya, aninditya bermain – main diluar rumah. Dia ingin mencari teman didesa ini, ananditya lalu berjalan – jalan sambil melihat  rumah – rumah dan perkebunan. Ketika sudah berjalan cukup jauh, nampak ada 2 orang gadis yang sedang bermain dipersawahan. Kedua gadis itu bernama lia dan riski, aninditya mendekatinya kemudian bermain bersama dan menjadi teman baiknya, selalu bermain bersama tiap waktu bahkan mereka bertiga akan masuk kesekolah yang sama. Sudah menjelang sore, lia dan riski pun pulang  mereka sudah mendengar rumor tentang hantu badut tersebut, lia kemudian dipanggil ibunya untuk pulang dan riski juga dipanggil ayahnya untuk pulang dan aninditya pun juga ikut pulang tapi sendirian, ketika dijalan aninditya bertemu dengan kakaknya. Adit sudah mengingat kepada aninditya untuk tidak bermain didekat persawahan dan jangan pulang terlalu sore karena hantu badut bisa saja masih bergentayangan dimana – mana.

Malam hari dijalan, dipersawahan. Lia yang disuruh ibunya untuk membeli beras dan ibunya lia mengingatkan untuk tidak melewati jalan dipersawahan tersebut, si lia kemudian melewati jalan yang cukup jauh untuk membeli beras. Ketika sudah membeli beras dan dia harus berjalan lagi dengan jarak yang cukup jauh lagi, akhirnya si lia melanggar perintah ibunya. Lia kemudian berjalan melewati jalan dipersawahan karena dengan melewati jalan tersebut bisa sampai cepat pulang kerumah. Lia melewati jalan dipersawahan, ketika sedang melewati persawahan tersebut. Tampak dari belakang ada, sesosok orang yang memakai pakaian serba putih dan bermuka seperti badut sedang membawa pacul dan menghilang, si lia menjadi ketakutan karena sudah ditengah jalan, ketika mau berlari tiba – tiba dari arah depan si hantu badut tersebut menghadangnya. Lia berteriak tapi tidak ada satupun orang yang mendengarnya, soalnya rumah penduduk cukup jauh dari persawahan. Hantu badut itu semakin mendekati lia, lalu hantu badut mencekik leher lia hingga sulit untuk bernafas. Hantu badut tersebut kemudian membunuh lia dengan memacul tubuhnya hingga berdarah – darah. Ibunya lia yang sudah tertidur pulas tidak tahu apa yang terjadi apa anaknya.

Di pagi hari ibunya lia terbangun dan teringat bahwa kemarin malam ia menyuruh lia membeli beras, dipikiran ibunya mungkin lia tidur diluar rumah, setelah membuka pintunya. Tampak tubuh lia yang sudah bersimbah darah didepan pintu rumahnya, ibunya lia pun kaget dan berteriak menangis, sehingga membuat para warga juga kaget dan segera kerumah lia. Riski juga ikut dan melihat temannya meninggal dengan tragis, ditangannya lia nampak ada foto badut yang sama seperti pembunuhan beberapa gadis didesa ini. 

Ibunya berkata “mungkin lia sudah melewati jalan dipersawahan tersebut, karena saya  sudah melarangnya untuk melewati persawahan dimalam hari” (sambil menangis....)

Para warga berasumsi bahwa lia dibunuh oleh hantu badut dengan memaculi tubuhnya dan mencekiknya.

Setelah kejadian ini, jasad lia dimandikan dan akan segera dimakamkan. Keluarga lia  memanggil tukang gali kubur, si tukang gali kubur tersebut brnama pak tardi. Dia sudah lama menjadi tukang gali kubur, pak tardi sudah cukup tua tapi fisikmya masih kuat. Pak tardi sudah membantu banyak orang dan dia yang sudah membantu mengubur para korban yang dibunuh oleh si hantu badut tersebut. Pak tardi dimata para warga dia orang pendiam tapi sangat baik, pak tardi selalu ikhlas membantu bila ada warga yang minta jasa tukang gali kuburnya, pak tardi rumahnya dekat dengan kuburan yang dipersawahan, dia tinggal seorang diri disana.

Aninditya pergi keluar rumah, dia ingin bermain dengan lia dan riski. Jarak rumah aninditya dari rumah lia dan riski cukup jauh, sehingga belum tahu kabar kematian lia. Setelah sampai didepan rumah lia dan riski, tampak banyak orang yang datang kerumah lia dan ada bendera kuning dirumah lia. Aninditya melihat riski dedepan ruamh lia, lalu aninditya menuju ke riski dan bertanya kepada riski.

Aninditya bertanya “ Siapa yang meninggal dirumah riski?”, apakah ada saudaranya lia yang meninggal?” (tanya aninditya ke riski).

Riski menjawab “ Yang meninggal itu adalah lia teman kita”  (sambil menahan air mata).

Mendengar jawaban riski, aninditya menjadi sangat sedih. Dia sudah kehilangan teman baiknya.

Aninditya bertanya lagi “ Lia meninggal karena apa?” (dengan sedikit menangis)

Riski menjawabnya “ Lia meninggal menurut kabar dari warga, dia dibunuh oleh hantu badut itu. 

Waktu malam dia disuruh ibunya untuk beli beras dan keesokan harinya, tubuh lia sudah bersimbah darah didepan rumahnya dan ditangan lia pun ada foto hantu badut. Sama seperti pembunuhan – pembunuhan sebelumnya”

Kematian lia membuat aninditya penasaran dan ingin menyelidiki kasus si hantu badut tersebut. Siang harinya aninditya dan riski pergi ke jalan dipersawahan, mereka mengamati jalan tersebut dan mencoba cari bukti, mungkin mereka bisa mendapatkan petunjuk. Setelah mengamati dari berbagai sudut jalan dan persawahan, mereka tidak menemukan apapun. Dan tiba – tiba diarah belakang, aninditya dan riski mendengar suara gesekan pacul, padahal ini masih siang menjelang sore dan juga masih ada orang dipersawahan.

Aninditya dan riski menengok kebelakang, lalu ada orang berteriak “ haaaaaaaaaahahaaaa”. Sehingga membuat mereka kaget. Ternyata itu pak tardi si tukang gali kubur.

Aninditya bertanya “ bapak siapa ya?” (sedang kebingungan)
Jawab riski “ ini pak tardi anin, dia tukang gali kubur didesa pacul ini.”

Aninditya menjawab “ ooh, jadi ini pak tardi.”

Pak tardi bertanya “ apa yang sedang kalian lakukan disini, tempat ini berbahaya untuk  kalian apalagi waktu malam – malam.”

Aninditya menjawab “ Kami hanya sedang jalan – jalan saja pak “ (sambil berbohong)

Aninditya kemudian melihat tangan pak tardi, ada sebuah cincin yang sangat bagus dan berwarna merah bermotif batik

Aninditya bertanya “ itu cincin apa pak?”,cincin itu sangat bagus sekali dan bermotif batik” (tanya anin dengan penasaran)

Pak tardi mejawab “ ooh.. ini cincin buatan bapak sendiri dek anin.” (sambil menunjukan cicinnya)

Riski mengatakan “ wah... ini sudah mulai malam, maaf pak tardi kami pulang dulu. Ayoo anin...” ( sambil memegang tangan anin)

Pak tardi mejawab “ hati – hati di jalan ya..” (dengan senyuman misterius)

Aninditya dan riski kemudian pulang kerumah masing – masing, aninditya pulang dan sampai dirumah disambut oleh adit dan orangtuanya. Anin mandi, setelah itu nonton televisi. Saat nonton televisi ayahnya aninditya menceritakan kisah pengalamannya sejak kecil, saat bersama teman – temannya. Aninditya penasaran dan mendengarkannya, ayahnya bercerita “ dulu dia pernah punya teman, kami selalu bermain bersama. Tapi sekarang mereka sudah meninggal karena sudah dibunuh oleh hantu pacul dipabrik beras yang sekarang menjadi perumahan, itulah kisah pengalaman ayah yang tidak pernah terlupakan.” Sama halnya seperti kasus temanmu si lia, yang dibunuh oleh sesosok hantu yang sedang dibicarakan para warga, hantu yang membawa pacul berpakaian serba putih dan bermuka seperti badut. Ayahnya aninditya berpesan, harus selalu hati – hati dan waspada didalam lingkungan desa pacul ini, sama halnya ayah mengingatkan ibumu juga. Aninditya pun berfikir dalam kasus ini, si hantu badut ini mungkin bukanlah hantu sungguhan, mungkin ada seseorang yang mengenakai pakaian badut dan ingin menakuti para warga, soalnya mana mungkin ada hantu bentuknya seperti badut. Aninditya pun mulai mengantuk akhirnya pun tertidur, ayahnya aninditya lalu menggendongnya dan membawa ke kamarnya.
Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Hantu Pacul - Terror And Revenge In The Past
Saat malam hari aninditya bermimpi, ia bertemu dengan hantu badut itu sambil membawa pacul dan si hantu itu mencekik leher aninditya. Tampak ditangan si hantu itu ada cincin berwarna merah motif batik yang sama bentuknya seperti milik pak tardi, tiba – tiba aninditya terbangun dari tidurnya dan berkeringat. Aninditya berfikir “ apakah mungkin si hantu badut itu adalah pak tard.” Kalau memang si pak tardi yang menjadi hantu badut, aku harus menyelidikinya dan mewaspadainya. Keesokan harinya, aninditya bangun dari tidur dan siap – siap pergi ke persawahan, ketika sudah sampai dipersawahan disana banyak orang, sehingga membuat aninditya penasaran. Aninditya kemudian ke sana dan melihat, ada seorang petani yang meninggal dengan luka yang sangat parah. Saat melihat jasad si petani tersebut, aninditya melihat ada cincin merah bermotif batik ditangan si petani itu dan mengambil cincin itu secara diam – diam. Aninditya pergi dan membersihkan cincin itu, setelah dibersihkan ternyata cincin tersebut sangat mirip dengan milik pak tardi. Aninditya semakin bahwa yang membunuh para gadis dan si petani tersebut adalah pak tardi, namun aninditya belum menemukan bukti yang cukup kuat, bisa saja cincin ini milik si petani itu.

Ketika mau pulang kerumah, aninditya bertemu dengan pak tardi dijalan. Aninditya melihat tangan pak tardi dan cincin ditangannya tersebut tidak ada, aninditya mulai yakin.

Pak tardi bertanya “ kenapa dek anin larinya tergesa – gesa?”

Aninditya menjawab “ saya sedang cari riski pak” (berfikir bohong)

Aninditya bertanya “ cincin bapak dimana, kok tidak ada ya?” (tanya aninditya dengan penasaran)

Pak tardi menjawab “ cincin bapak hilang, ini bapak mau cari.”

Aninditya beranya lagi “cincin bapak hilangnya dimana?” ( tanya aninditya)

Pak tardi menjawab “ sepertinya hilang dipersawahan ke bapak sedang kesawah.”

Aninditya semakin penasaran dengan sikap pak tardi. Padahal cincinnya ada ditangan aninditya dan aninditya menyembunyikannya, cincinnya juga berada ditangan si petani yang baru meninggal tadi. Aninditya berfikir “ apa mungkin memang si petani itu yang menemukan cincin pak tardi, lalu diserang oleh si hantu badut tersebut. Aninditya masih belum menemukan bukti yang cukup kuat.

Aninditya berkata “ ok.. pak saya pulang dulu ya, soalnya sudah sore dan ada kerjaan dirumah.” 

Pak tardi menjawab “ hati – hati yaa.” (dengan tatapan yang tajam dan senyum misterius)

Namun, ketika aninditya sudah mulai jalan, tiba – tiba dari arah belakang. Aninditya dipukul pakai kayu oleh pak tardi dengan keras hingga pingsan. Pak tardi, lalu membawa aninditya kerumahnya dikuburan dekat persawahan, saat pak tardi membawa aninditya. Riski yang sedang mau beli gula disuruh ayahnya, ketika berjalan ia melihat pak tardi yang sedang membawa tubuh aninditya. Riski pun mengikutinya dari belakang, pak tardi membawa aninditya kerumahnya. Riski mengintip dari arah jendela, pak tardi mengikat aninditya dikursi, saat melihat wajah pak tardi yang menyeramkan sambil membawa pacul. Riski menjadi ketakutan dan tidak sengaja meyenggol pot bunga dan potnya pun jatuh lalu pecah. Pak tardi langsung kaget dan langsung menghampiri ke arah jendela itu. Ternyata pot bunganya jatuh, pak tardi mengira potnya jatuh karena ada kucing disitu. Riski langsung bersembunyi dan lari, pergi menuju ke rumah aninditya untuk memberitahukan keluarganya bahwa aninditya sesang diculik oleh pak tardi dirumahnya.

Aninditya tersadar dan tidak tahu ia dimana, dia di ikat dikursi. Aninditya memandangi ruangan didalam rumah tersebut, tampak ada foto – foto badut dan banyak tulang belulang juga tengkorak yang dipajang didalam rumah. Saat itulah pak tardi kemudian menghampiri aninditya, aninditya menjadi kaget. Pak tardi mengenakan kostum badut serba putih, kostum badut ia beli dari pedagang keliling serta pak tardi membawa sebuah pacul. Ternyata dugaan aninditya benar bahwa pak tardi pelaku pembunuhan para gadis. Aninditya berteriak dan merontah – rontah, tapi pak tardi langsung mencekik leher aninditya dan dia ingin menyiksa aninditya.

Aninditya bertanya “ kenapa bapak melakukan semua ini.” (dengan suara serak karena dicekik)

Pak tardi menjawab “ ini untuk balas dendam bapak, hahahahahahah” (dengan wajah seperti orang stress dan gila)

Pak tardi pun bercerita “ dulu saya adalah korban dari keganasan hantu dimasa lalu tahun 1940, disebuah pabrik beras. Ketika itu saya berjalan kepabrik beras itu, untuk mengunjungi ibuku yang bekerja disana da membawakan makanan, tapi tiba – tiba ia melihat ibunya sudah meninggal dengan tragis dipabrik beras tersebut, di pabrik itu ada sesosok hantu perempuan dan banyak orang yang meninggal disana, saya langsung lari ketakutan dan pikiran saya hancur, lalu saya mulai gila dan punya kelainan yaitu suka membunuh orang terutama yang masih gadis, saya bersembunyi disebuah rumah didekat kuburan dipersawahan selama bertahun – tahun, saya menjadi terobsesi ingin membunuh orang. Pertama saya suka membunuh orang yang sudah dikuburkan kemudian saat malam saya membongkar kuburannya kemudian saya mencangkuli jasadnya dengan pacul dengan pikiran yang amat senang dan gila. Tapi banyak orang yang melihat saya seperti orang gila sehingga orang – orang tidak pernah kerumah saya, semakin hari saya semakin gila. Saya terobsesi ingin membunuh seseorang yang masih hidup dan incaran saya adalah para gadis, saya membuat kisah hantu badut yang membawa pacul supaya orang mengira bahwa yang membunuh adalah hantu. Saya membunuh gadis, saya yang menguburkannya kemudian pada malam hari saya membongkar kuburan gadis itu dan tulang, tengkoraknya dijadikan hiasan dirumah dan itulah kisah saya.”

Mendengar kisah tersebut aninditya benar – benar merasa sedih, tapi nyawanya sedang dalam bahaya.
Aninditya bertanya “benar – benar cerita mengerikan, apakah bapak sudah gak waras.” ( aninditya sambil menangis)

Pak tardi menjawab “ hahahahaha.... memang saya sudah gak waras, saya suka membunuh” (tertawa terbahak – bahak)

Pak tardi mengatakan “ bapak ingin membunuhmu,siap – siap jadi pajangan rumah.” ( dengan ekspresi gilanya)

Aninditya berteriak “ jangan pak!!!... tolong....tolong.....tolong” ( sambil ketakutan)

Pak tardi mulai mengangkat paculnya dan ingin membunuh aninditya dengan ekspresi gilanya, kemudian tiba – tiba ada suara dobrakan pintu dari luar. Nampak kakaknya aninditya serta para warga datang kerumah pak tardi, setelah berhasil mendobrak pintu tersebut. Adit langsung masuk dengan para warga dan melihat pak tardi memakai kostum badut dan membawa pacul. Aninditya yang disekap dirumahnya, kemudian dijadikan sandera.

Pak tardi berkata “ jangan mendekat,, kalau mendekat anak ini saya bunuh!!!” (sambil membawa pacul dan ekspresi gilanya)

Adit menjawab “ tenang pak....tenang pak (menunggu kesempatan)

Lalu dari arah belakang, riski memukul pak tardi dengan kayu sehingga pak tardi pun pingsan. Aninditya kemudian terselamatkan dan menceritkan kejadian ini kepada kakaknya dan para warga bahwa yang menjadi hantu badut yang membunuh para gadis adalah pak pardi. Para warga menggeledah isi rumah pak pardi dan nampak tulang belulang dan tengkorak berserakan dimana – mana.

Aninditya berkata “ bagaimana kakak bisa tahu, saya disekap dirumah pak tardi.” (kebingungan)

Adit menjawab “ riski yang memberitahu kakak, bahwa ia melihat kamu sedang dibawa pak pardi saat pingsan.”

Aninditya mengatakan “ oohhh... terima kasih ya riski, kmu memang teman baikku.” (sambil memeluk riski)

Riski menjawab “ sama – sama, aku juga tidak ingin kehilangan teman baikku lagi ( memeluk anin dengan erat)

Setelah kejadian ini, kemudian pak tardi dimasukan dirumah sakit jiwa dan dikurung disana. Sekarang tidak ada lagi hantu badut didesa pacul ini, semua hal – hal yang gaib dilenyapkan dan semua teror, balas dendam sudah hilang didesa ini...

Kesimpulan dan hikmah dari kisah ini adalah balas dendam merupakan suatu emosi yang pasti dimiliki oleh setiap manusia dimana rasa atau tekanan dalam diri manusia yang sulit dihilangkan akibat luak yang diterima seseorang, oleh karena itu kita harus bisa mengontrol diri sebagai manusia yang cerdas agar tidak jatuh ke dalam perasaan yang membuat kita ingin menyakiti orang lain supaya tidak jatuh kelubang yang sama.

Anan Muchtar Aditya[Himmatisi17]